Antibiotika adalah obat
untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika
merupakan salah satu obat umum yang banyak beredar di masyarakat. Hanya saja,
masih ditemukan perilaku yang salah dalam menggunakan antibiotika sehingga
resiko terjadinya resistensi antibiotika meningkat. Resistensi antibiotika
terjadi karena kondisi ketika suatu strain bakteri dalam tubuh menjadi resisten
(kebal) terhadap antibotik, sehingga reaksi bakteri terhadap antibiotik tidak
ampuh lagi. Resiko yang terjadi akibat resistensi salah satu obat antibiotika
adalah peningkatan dosis penggunaan antibiotika tersebut atau mengganti jenis
antibotika lain yang umumnya harga relatif mahal, biaya kesehatan lebih tinggi,
waktu perawatan lebih lama, dan dampak lain hingga berakibat kematian. Lalu,
bagaimana cara agar terhindar dari resiko resistensi antibiotika?
Cara agar terhindar dari
resiko resistensi antibiotika yaitu menggunakan antibiotika dengan bijak.
Tahap menggunakan
antibiotika yang bijak meliputi :
1. Membeli antibiotika harus dengan resep
dokter.
Banyak
ditemukan pembelian antibiotika tanpa resep dokter di lingkungan masyarakat
kita. Sebenarnya, aturan pembelian obat antibiotika harus dibeli dengan
menggunakan resep dokter. Masyarakat tidak boleh membeli antibiotika sendiri
tanpa ada resep dari dokter.
Peresepan
antibiotika oleh tenaga medis juga perlu diperhatikan. Karena peresepan
antibiotika secara berlebih juga dapat menjadi resiko resistensi antibiotika.
2. Tidak menggunakan antibiotik
berdasarkan resep lalu.
Menggunakan
antibiotika tidak boleh menggunakan resep lalu (contohnya copy resep) yang ditulis oleh tenaga medis setelah pembelian obat
antibiotika berdasarkan resep asli. Banyak ditemukan masyarakat yang enggan
berkonsultasi dengan dokter kembali setelah 2-3x mendapatkan resep obat
antibiotika yang sama. Sehingga inisiatif meminta copy resep obat antibiotika pada tenaga medis sering dijumpai untuk
digunakan membeli obat antibiotika kembali lain waktu.
3. Memahami informasi penggunaan
antibiotik oleh tenaga medis.
Ketika
membeli obat antibiotika, tenaga medis akan memberikan informasi cara
pemakaian, cara penyimpanan, dan efek samping obat antibiotika. Cermati dan
pahami apa yang disampaikan tenaga medis agar tidak salah menggunakan obat
antibiotika.
4. Minum obat antibiotik hingga tuntas
dan rutin.
Umumnya
tenaga medis akan memberikan informasi bahwa menggunakan obat antibiotik harus
diminum hingga tuntas dan rutin. Sebagai contoh penggunaan Amoxicillin, aturan
pakai diminum 3 x sehari 1 tablet setelah makan, sehingga antibiotika diminm tiap
8 jam sekali (misal diminum pada pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB, dan 22.00 WIB)
setelah makan secara rutin hingga tuntas habis. Minimal pemakaian obat
antibiotika adalah 3 hari, tidak boleh menggunakan obat antibiotika kurang dari
3 hari karena dapat meningkatkan resiko resistensi.
Adapun
aturan penggunaan antibiotika lain seperti 2 x sehari 1 tablet setelah makan,
sehingga antibiotik diminum tiap 12 jam sekali (pukul 06.00 WIB dan 18.00 WIB) setelah
makan dan tetap diminum rutin hingga tuntas habis.
Atau
aturan lain, 1 x sehari 1 tablet sebelum makan, sehingga antibiotik diminum
tiap 24 jam sekali (pukul 06.00 WIB hari ini dan 06.00 WIB hari besok) sebelum
makan dan tetap diminum rutin hingga tuntas habis.
5. Demam, batuk, flu tidak perlu
antibiotika. Jika lebih dari 3 hari hubungi dokter.
Jika
mengalami demam, batuk, dan flu cukup istirahat dan makan bergizi. Demam,
batuk, dan flu terjadi karena kondisi badan sedang tidak membaik sehingga virus
dapat mudah masuk menyerang tubuh. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang
bergizi dapat membantu menyembuhkan gejala tersebut. Sehingga tidak perlu
menggunakan antibiotika untuk meredakannya. Apabila gejala tersebut lebih dari
3 hari, akan lebih baik konsultasikan kepada dokter.
Belum banyak diketahui bahwa sebenarnya sifat
resisten pada bakteri awalnya menguntungkan, justru merupakan penyeimbang
kehidupan. Akan tetapi, prilaku penggunaan antibiotika secara berlebihan dan
sering, mengakibatkan sifat resisten yang semula menguntungkan manusia justru
berbalik menjadi ancaman. Masalah resistensi menjadi ancaman serius terhadap
keamanan global, ketahanan pangan, serta tantangan pembangunan berkelanjutan
dengan dampak yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi. Tidak hanya
mengancam manusia, resistensi antibiotika juga mengancam hewan dan tanaman. Oleh
karena itu, kebijaksanaan dalam menggunakan antibiotika perlu ditingkatkan.
Jika bukan mulai dari diri kita, lalu siapa lagi?
#AKFARTHERESIANA #160605