Negara
Indonesia memiliki berbagai keragaman suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA)
diantara lapisan masyarakat dari Sabang samapai Marauke. Tak dipungkiri selama
kita hidup, kita berada ditengah-tengah perbedaan tersebut. Isu-isu yang
berkaitan dengan SARA sangatlah sensitif bila dibahas. Pro dan kontra sangatlah
beriringan, bahkan hingga menimbulkan kerisauan hingga perpecahan.
Akademi Farmasi Theresiana yang
terletak di jalan Gajah Mada No.91 Semarang, merupakan perguruan tinggi Khatolik
D3 Farmasi di bawah Yayasan Bernardus. Walaupun berbasis Khatolik, tidak
menutup bagi agama lain untuk mengejar ilmu Farmasi di kampus ini. Gambar di
atas merupakan contoh acara tahunan dari Akademi Farmasi Theresiana Semarang
yaitu qurban untuk merayakan hari raya agama Islam (Idhul Adha).
Acara tersebut diselenggarakan dari
tahun ke tahun secara rutin. Hewan yang di qurbankan biasanya yaitu kambing
jantan yang sehat. Dan akan dibagikan untuk karyawan sekolah-sekolah dibawahan
yayasan Bernardus di Semarang serta masyarakat sekitar kampus seperti tukang
sapu, tukang becak, tukang tambal ban, dan masyarakat yang tinggal di sekitar
kampus.
Seperti
pada tema diatas, yaitu Bersatu Berbagi Bersama. Kami sebagai perwakilan
Akademi Farmasi Theresiana yang terhimpun sebagai Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMAFAR)
berharap walaupun kami para mahasiswa, Dosen, dan Karyawan yang memiliki keragaman
agama bersatu untuk berbagi suka-cita merayakan Idul Adha tahun 2017 kali ini
dengan membagikan hewan qurban kepada lapisan masyarakat sekitar kampus.
Sebagai
perguruan tinggi D3 Farmasi dibawah yayasan Khatolik Bernardus. Kami dapat
menyampaikan bahwa di dalam kampus kami sendiri memiliki rasa cinta dan kasih
antar sesama. Walaupun kami memiliki keberagaman agama ataupun ras lainnya,
kami bisa hidup untuk saling menghormati dan berbagi suka-cita tanpa membedakan
perbedaan tersebut.
Ada
pepatah mengatakan “Perbedaan itu Indah”. Dari perbedaan yang kami miliki, kami
memiliki cerita indah tersendiri ketika kami berdinamika bersama di dalam
kampus Akademi Farmasi Theresiana. Dari perbedaan tersebut kami bisa
membuktikan bahwa jika kita bersatu dan saling menghormati perbedaan, kerukunan
dan kebahagian akan menyertai kita.
Cerita
kali ini belum habis setelah kami membagikan hewan qurban kepada masyarakat
sekitar. Ada cerita lain setelah acara ini, yaitu makan bersama sate kambing. Sebagian
hewan qurban kami ambil untuk dibuat sate bakar. Setelah mengupas keringat
memotong hewan qurban, kami masih semangat untuk membuat sate bakar. Sete bakar
kami buat di halaman belakang kampus. Setelah sate bakar matang, sebagian
HIMAFAR yang lain menyiapkan tempat untuk kami makan bersama.
Ada
sugesti jika kita makan sendiri terasa kurang nikmat daripada kita makan
bersama. Mungkin hal itu benar-benar terjadi pada diri saya. Makan kala itu benar terasa nikmat karena dimakan bersama setelah serangkaian acara dan menjadi cerita akhir pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar